Seperti dijelaskan Tim Asset Development (AD) North, tim melakukan digitalisasi seluruh data sumur di lapangan Bangko secara komprehensif, termasuk sebaran kantong gas Petani di lapangan Bangko. Dengan metode ini, tim AD dapat mempersingkat waktu pemilahan (screening) kandidat sumur yang akan dieksekusi. Dari yang sebelumnya perlu berhari-hari menjadi dalam hitungan menit saja.
EVP Upstream Business PHR, Andre Wijanarko, menekankan pentingnya menciptakan lingkungan kerja yang mendorong para perwira untuk terus berinovasi.
“Dengan memberikan ruang bagi ide-ide kreatif, PHR berharap dapat menemukan solusi-solusi inovatif yang mampu meningkatkan kinerja produksi secara keseluruhan,” ujar Andre.
Setelah lebih dari setengah abad berproduksi, Lapangan Bangko sebagai salah satu lapangan minyak produktif di Wilayah Kerja (WK) Rokan telah memberikan kontribusi besar terhadap produksi minyak nasional. Produksi minyak fase primer dari lapisan high quality reservoir lapangan ini mencapai puncaknya pada 1972 sebesar 141 ribu barel. Seiring dengan penurunan tekanan di reservoir, produksi Bangko secara alamiah terus menurun.
Pasca alih kelola WK Rokan pada Agustus 2021, PHR mulai fokus mengeksploitasi cadangan lain dari dari lapangan ini, yaitu dari reservoir Telisa. Lapisan Telisa diketahui memiliki potensi cadangan minyak yang cukup signifikan, namun dengan tingkat recovery yang baru 2 persen saja.
“Oleh karena itu PHR akan terus melakukan optimalisasi produksi dari lapangan ini, melalui serangkaian inovasi yang diciptakan para perwira,” tambah Andre. (Rif)