
Jakarta,corebusiness.co.id-Menteri ESDM, BahliL Lahadalia, baru-baru ini menyatakan bahwa Indonesia akan meningkatkan volume impor LPG dan minyak dari Amerika Serikat guna menurunkan surplus perdagangan yang kini mencapai sekitar 14 miliar dolar AS. Langkah ini merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk menanggapi kebijakan Amerika yang menaikkan tarif impor barang Indonesia sebesar 32 persen.
Di kantor kementeriannya, BahliL menjelaskan bahwa sesuai arahan Presiden, pihaknya tengah mengeksplorasi potensi peningkatan impor komoditas dari Amerika, termasuk LPG yang sudah menyumbang sekitar 54 persen dari total impor Indonesia. Selain itu, impor minyak dari Amerika yang sebelumnya sangat minim, hanya sekitar 4 persen, juga menjadi perhatian. Selama ini, Indonesia banyak mengimpor minyak dari negara-negara seperti Singapura, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin.
“Presiden telah meminta kami untuk mengkaji potensi barang yang bisa kita beli lebih banyak dari Amerika. Saat ini, kami tengah menghitung kemungkinan peningkatan impor, termasuk minyak, sebagai bagian dari strategi untuk mengurangi surplus perdagangan dengan Amerika,” ujar BahliL.
Terkait dengan peralihan impor, BahliL menambahkan bahwa meskipun volume impor dari negara lain tidak akan dihentikan, ada kemungkinan penurunan untuk beberapa negara, sementara impor dari Amerika akan ditingkatkan. Mengenai pertimbangan ekonomi, BahliL mengungkapkan bahwa meskipun harga LPG dari Amerika bisa lebih mahal karena biaya transportasi, faktanya harga LPG dari Amerika serupa dengan harga dari Timur Tengah.
“Secara logika, LPG dari Amerika mungkin lebih mahal, namun kenyataannya harga LPG dari Amerika tidak jauh berbeda dengan yang kita beli dari Timur Tengah,” terang BahliL.
Dengan langkah ini, Indonesia berharap dapat mengurangi ketergantungan pada negara-negara lain sekaligus menjaga keseimbangan neraca perdagangan dengan Amerika Serikat. (RK).