
Jakarta,corebusiness.co.id– Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo Adi memastikan realisasi penyerapan gula petani terus meningkat. Terlebih ID FOOD telah disuntik Rp 1,5 triliun oleh Danantara.
Arief mengungkapkan pemerintah akan mulai mengurangi impor gula rafinasi yang didapati ada yang telah masuk ke pasar umum.
“Pemerintah tentu semuanya mendukung petani tebu. Untuk itu, pemerintah akan kurangi importasi yang berkaitan dengan gula rafinasi sekitar 200 ribu ton. Gula rafinasi harus dikendalikan karena ini kan untuk industri, bukan untuk ke pasaran umum seperti gula konsumsi,” terang Arief usai Rapat Koordinasi Terbatas di Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta, pada Kamis (11/9/2025).
“Tadi Pak Menko Pangan menyampaikan melalui Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Perdagangan diminta untuk mengawasi gula rafinasi ini, karena ada ditemukan di Serang, Banten. Di sana masih ada gula rafinasi. Sementara harusnya ini untuk industri. Penindakan hukumnya itu wilayahnya Satgas Pangan Polri,” imbuh Arief.
Untuk diketahui, larangan peredaran gula rafinasi ke pasar umum telah termaktub dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 17 Tahun 2022 tentang Perdagangan Gula Kristal Rafinasi (GKR). Pasal 5 dalam beleid itu mengatur bahwa produsen dilarang menjual GKR kepada distributor, pedagang, dan atau konsumen.
Di samping itu, Arief juga menyampaikan perkembangan penyerapan gula petani yang telah dilaksanakan BUMN, yakni ID FOOD dan PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), serta swasta. Langkah ini untuk mengatasi kelesuan lelang gula di tingkat petani. Terlebih produksi gula kristal putih di September ini diproyeksikan menjadi titik kulminasi panen di 2025 ini.
“Intinya kebijakan pemerintah itu mendukung para petani, impor sebisa mungkin jangan. Pokoknya intinya kita sama petani. Kurs dollar juga hari ini tinggi. Jadi memang yang paling benar itu membangun ekosistem pangan di Indonesia, seperti visi Bapak Presiden Prabowo,” ujar Arief.