
Jakarta,corebusiness.co.id-Shell (SHEL.L) memperkirakan kerugian sebesar $600 juta pada kuartal ketiga akibat penghentian proyek biofuel-nya di Rotterdam, Belanda.
Hal itu diungkap perusahaan pada Selasa (7/10/2025), seperti dikutip Reuters.
Perusahaan minyak dan gas multinasional Inggris yang berkantor pusat di London ini, telah menyetujui pembangunan pabrik biofuel berkapasitas 820.000 metrik ton per tahun pada tahun 2021 di Rotterdam. Namun, Shell menghentikan pembangunannya tahun lalu dan membatalkan sepenuhnya bulan lalu karena dianggap tidak kompetitif.
Rilis pembaruan perdagangan kuartalan menginformasikan bahwa Shell menaikkan proyeksi produksi LNG kuartal ketiga ke kisaran 7 juta hingga 7,4 juta metrik ton, dan memperkirakan hasil perdagangan akan jauh lebih tinggi di divisi gas terintegrasinya.
Sebelumnya, pada Juli 2025, perusahaan memperkirakan produksi LNG sekitar 6,7 juta hingga 7,3 juta ton metrik ton.
Hasil perdagangan gas dan harga minyak yang lebih rendah membebani laba bersih Shell di kuartal kedua, hingga turun sekitar sepertiganya.
Shell, yang sedang mencari mitra baru atau menjual beberapa aset kimianya, memperkirakan divisi kimianya akan mencatat kerugian di kuartal ini. Perusahaan juga mencatat kerugian sebesar $200 juta hingga $400 juta dari “penyeimbangan kembali hak partisipasi” di ladang Tupi, Brasil.
Shell memperkirakan margin penyulingan indikatifnya pada kuartal ketiga akan naik menjadi $11,6 per barel dari $8,9 pada tiga bulan sebelumnya.
Sebagai informasi, harga minyak mentah Brent acuan global rata-rata sekitar $68 per barel selama kuartal Juli-September, dibandingkan dengan $67 pada kuartal kedua dan $79 pada periode yang sama tahun lalu. (FA)