160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN

Aspebindo Bedah Hilirisasi Gasifikasi Batubara

Ketua Umum Aspebindo, Anggawira (rompi cokelat) bersama para narasumber di acara Aspebindo Talkshow dengan tema “Optimalisasi Gasifikasi Batubara untuk Ketahanan dan Transisi Energi”, yang dilaksanakan di Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (17/7/2025): Foto: Syarif/corebusiness.co.id
750 x 100 PASANG IKLAN

Jakarta,corebusiness.co.id-Program hilirisasi batubara yang gaungkan pemerintah masih jalan di tempat. Disebut-sebut besarnya investasi untuk membangun satu industri hilir batubara menjadi kendala utama.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mewajibkan tujuh perusahaan pertambangan batubara yang telah memiliki Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) untuk melaksanakan hilirisasi. Pemberian IUPK sebagai kelanjutan operasi dari Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B).

Ketujuh perusahan yang diwajibkan melaksanakan hilirisasi, yaitu PT Arutmin Indonesia, PT Kaltim Prima Coal (KPC), PT Adaro Andalan Indonesia (AADI), PT Kideco Jaya Agung, PT Multi Harapan Utama (MHU), PT Tanito Harum, dan PT Berau Coal.

Kewajiban ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah batubara, mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah, dan menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

750 x 100 PASANG IKLAN

Meski begitu, ESDM mengakui bahwa saat ini program hilirisasi batubara masih memenuhi sejumlah kendala. Oleh karenanya pihaknya saat ini masih terus melakukan diskusi dengan stakeholder terkait untuk menyelesaikan hal tersebut.

Contoh hilirisasi,  PT Arutmin Indonesia mengembangkan proyek metanol dan amonia, PT Kaltim Prima Coal (KPC) proyek metanol, PT Kideco Jaya Agung proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) dan produksi amonia dan urea, PT Multi Harapan Utama (MHU) dan PT Tanito Harum proyek semikokas, dan PT Berau Coal proyek metanol .

Menurut Vice President PT Amir Brother Gasification (ABG), Jamil Amir Baduwi, salah satu kendala perusahaan batubara melaksanakan kewajiban hilirisasi adalah persoalan biaya. Karena, proyek hilirisasi batubara membutuhkan biaya besar.

“Untuk membangun pabrik pengolahan row material batubara menjadi dimethyl ether (DME), misalnya, investasinya dari low budgeting 600 juta dolar AS hingga 1 miliar dolar AS untuk tipe pabrik full gasifikasi,” kata Jamil saat menjadi narasumber Aspebindo Talkshow dengan tema “Optimalisasi Gasifikasi Batubara untuk Ketahanan dan Transisi Energi, pada Kamis (17/7/2025), di Jakarta.

750 x 100 PASANG IKLAN

Pages: 1 2 3
750 x 100 PASANG IKLAN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait
930 x 180 PASANG IKLAN
CORE BUSINESS

Tutup Yuk, Subscribe !