160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN

Berkat Sektor Ini Pertumbuhan Ekonomi Malut Balap Provinsi Lain

Feronikel (FeNi), salah satu produk olahan dari nikel. Foto: Istw
750 x 100 PASANG IKLAN

Jakarta,corebusiness.co.id-Pertumbuhan ekonomi Provinsi Maluku Utara melampaui provinsi lain di Indonesia. Sektor lapangan usaha pertambangan dan penggalian memberikan kontribusi tertinggi bagi Produk Regional Domestik Bruto (PDRB) Maluku Utara.

Berdasarkan data Badan Pusat Statatistik (BPS) Indonesia (2019-2023), perekonomian Maluku Utara 2023 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku mencapai Rp 85,1 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 48,5 triliun. Ekonomi Malut tahun 2023 tumbuh sebesar 20,49 persen. Meskipun melambat dibanding capaian tahun 2022 yang mengalami pertumbuhan sebesar 22,94 persen, namun masih tertinggi dibandingkan provinsi lain di Indonesia.

Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha pertambangan dan penggalian sebesar 49,07 persen. Sementara dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen ekspor sebesar 28,67 persen.

Perwajahan Malut pun berubah dari tahun ke tahun, seiring meningkatnya laju pertumbuhan perekonomian  di daerah yang dijuluki Negeri para Raja, Kota Rempah atau The Spicy Island ini.

750 x 100 PASANG IKLAN

Halmahera, pulau terbesar di Malut merupakan “pahlawan” penyumbang pertumbuhan ekonomi provinsi ini. Pulau Halmahera menyimpan potensi sumber daya alam (SDA) yang cukup besar, baik di bidang pertambangan logam dan panas bumi, perikanan, serta pertanian.

Guna meningkatkan potensi di Halmahera, dalam rangka mempercepat pengembangan ekonomi di Provinsi Malut, pemerintah kemudian membagi Halmahera menjadi dua klaster berdasarkan letak wilayah yaitu, Halmahera Utara (Klaster Ekonomi 1) dan Halmahera Selatan (Klaster Ekonomi 2). Klaster Ekonomi 1 didominasi oleh industri pertambangan logam sementara Klaster Ekonomi 2 potensinya lebih beragam.

Melalui skema pengelompokkan klaster tersebut, diharapkan perekonomian Malut tumbuh lebih cepat. Pulau Halmahera diharapkan menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi karena memiliki potensi besar, yaitu industri pengolahan pertambangan logam. Potensi hipotetik mineral nikel di Pulau Halmahera sebesar 238 juta ton yang dapat diolah menjadi fero-nikel (FeNi).

Beberapa calon investor telah menyampaikan minatnya untuk mengelola tambang tersebut dengan membangun smelter FeNi. Menurut Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, Kementerian ESDM, untuk mengolah smelter nikel sebesar 11 juta ton per tahun dibutuhkan kebutuhan energi sebesar 700 MW, artinya pasokan listrik yang dibutuhkan sangat besar.

750 x 100 PASANG IKLAN

Pages: 1 2
750 x 100 PASANG IKLAN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait
930 x 180 PASANG IKLAN
Core Business

Bincang Kepo

Promo Tutup Yuk, Subscribe !